- Pengeluaran air susu (oksitosin)
Dua faktor yang terlibat dalam mengalirkan air susu dari sel-sel sekretorik ke papilla mammae
Gambar 3. Sel mioepitelial sekitar villi yang sebagian berisi ASI
Keluarnya ASI terjadi akibat kontraksi sel mioepitelial dari alveolus dan ductuli (gambar atas) yang berlangsung akibat adanya reflek ejeksi ASI ( let-down reflex ).
Gambar 4. Reflek ejeksi ASI
Reflek ejeksi ASI diawali hisapan oleh bayi → hipotalamus → hipofisis mengeluarkan oksitosin kedalam sirkulasi darah ibu ( gambar atas).Oksitosin
menyebabkan terjadinya kontraksi sel mioepitelial dan ASI disalurkan
kedalam alveoli dan ductuli → ductus yang lebih besar → penampungan
subareolar.
Oksitosin mencegah keluarnya dopamin dari hipotalamus sehingga produksi ASI dapat berlanjut. Emosi
negatif dan faktor fisik dapat mengurangi reflek ejeksi ASI, tugas
perawatan pasca persalinan antara lain meliputi usaha untuk meningkatkan
keyakinan seorang ibu bahwa dia mampu untuk memberikan ASI kepada
bayinya.
1. Tekanan dari belakang
Tekanan
globuli yang baru terbentuk di dalam sel akan mendorong globuli
tersebut ke dalam tubuli laktifer dan pengisapan oleh bayi akan memacu
sekresi air susu lebih banyak.
2. Refleks neurohormonal
Apabila bayi disusui, maka
gerakan menghisap yang berirama akan menghasilkan rangsangan saraf yang
terdapat di dalam glandula pituitaria posterior.akibat langsung refleks
ini adalah dikeluarkannya oksitosin dari pituitari posterior : hal ini
akan menyebabkan sel-sel miopitel (sel keranjang atau sel laba-laba) di
sekitar alveoli akan berkontraksi dan mendorong air susu masuk kedalam
pembuluh lactifer dan dengan demikian lebih banyak air susu yang
mengalir ke dalam ampulla. Refleks ini dapat dihambat oleh adanya rasa
sakit,misalnya jahitan perineum. Dengan demikian penting untuk
menempatkan ibu falam posisi yang nyaman, santai dan bebas dari rasa sakit terutama pada jam-jam menyusukan anak.
Gambar 5. Proses pengaliran ASI/ refleks oksitosin